Collective Behavior and Social Movements
June 05, 2014
I. Collective Behavior
1. Menurut
Smelser, collective behavior adalah perilaku
yang relatif spontan dan tidak terstruktur dari sekelompok orang yang bereaksi
terhadap pengaruh umum dalam situasi ambigu.
2. Emergent norm perspective: selama kelangsungan perilaku
kolektif, definisi perilaku yang cocok tidak muncul dalam kerumunan. Mencerminkan
kepercayaan atau keyakinan bersama yang dipegang oleh anggota kelompok.
3. Value-added model: menjelaskan bagaimana kondisi
sosial yang luas yang berubah dalam suatu pola tertentu ke dalam beberapa
bentuk perilaku kolektif.
- Kondusifitas struktural
- Keregangan struktural
- Keyakinan yang digeneralisasikan
- Faktor pencetus
- Mobilisasi tindakan
- Latihan control sosial
- Periodic assemblies: pertemuan yang dilaksanakan relatif rutin seperti kelompok kerja, kelas kuliah dan acara olahraga.
- Nonperiodic assemblies: meliputi demonstrasi, parade dan pertemuan di acara-acara seperti kebakaran dan penangkapan.
5. Crowds: pengelompokan orang secara
sementara yang berbagi fokus umum atau kepentingan. Sifatnya tidak terlalu
terstruktur, dalam kerusuhan anggota diatur oleh norma-norma sosial yang
diidentifikasi dan menunjukkan pola yang pasti dari perilaku, serta mengambil
makna baru dengan internet.
6. Disaster
Behavior: acara mendadak yang mengganggu dan melemahkan sumber daya masyarakat
yang membutuhkan bantuan dari luar. Contohnya World Trade Center dan Hurricane
Katrina.
7. Fads:
pola perilaku orang-orang dalam jumlah besar yang bersifat sementara.
Fashions:
keterlibatan massa yang menyenangkan dan menampilkan penerimaan oleh masyarakat
dan berhubungan dengan sejarah.
>> Fads
dan fashion mengizinkan orang untuk mengidentifikasikan dengan sesuatu yang
berbeda dari lembaga-lembaga dan simbol budaya yang dominan.
8. Craze:
keterlibatan massa yang menarik dan bergairah yang berlangsung dalam periode
waktu yang cukup lama. Merupakan pergerakan menuju suatu hal.
Panic:
gairah takut yang didasarkan pada keyakinan umum yang mungkin akurat. Merupakan
pelarian dari suatu hal.
9. Rumors:
sekumpulan informasi yang dikumpulkan untuk menginterpretasikan situasi yang
ambigu. Rumor yang berhasil membutuhkan sekelompok orang yang mempunyai
keyakinan yang sama, beradaptasi terhadap perubahan dan memperkuat ideologi
masyarakat serta kecurigaan media massa.
10. Public:
kelompok orang yang tersebar, belum tentu saling berhubungan/berinteraksi satu
dengan yang lain tetapi berbagi minat dalam masalah.
Public
opinion: ekspresi dari sikap mengenai masalah-masalah kebijakan publik yang
dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan.
II. Social Movements
II. Social Movements
Merupakan
kegiatan kolektif yang terorganisir untuk membawa/menolak perubahan dalam
kelompok masyarakat. Berdampak pada perjalanan sejarah dan evolusi struktur
sosial.
Fungsionalists:
berkontribusi pada pembentukan opini/pendapat publik. Meningkatkan pengambilan
dimensi international.
1. Relative
Deprivation Approach: perasaan sadar yang negatif karena ada perbedaan antara
harapan yang sah dan aktualisasi. Orang akan merasakan ketidakpuasan dalam
gerakan sosial apabila hak untuk tujuan mereka tidak terpenuhi dan merasa bahwa
mereka tidak bisa mencapai tujuan melalui cara yang konvensional.
2.
Resource Mobilization: gerakan sosial yang memanfaatkan sumber-sumber seperti
uang, pengaruh politik, akses ke media dan pekerja.
Menurut
Oberschall, untuk mempertahankan
sebuah gerakan sosial, harus ada organisasi dasar dan kontinuitas kepemimpinan.
Sedangkan menurut Marx, pemimpin
perlu membantu para pekerja mengatasi kesadaran palsu, yaitu sikap yang tidak
mencerminkan posisi obyektif pekerja.
3. Gender
and Social Movements
Perempuan
lebih sulit untuk mencapai posisi sebagai pemimpin dalam organisasi pergerakan
sosial. Gender bisa mempengaruhi cara kita memandang upaya terorganisir untuk
membawa atau menolak perubahan.
4. New
Social Movements: aktivitas kolektif yang terorganisir untuk mempromosikan
autonomy, self-determination, dan kualitas hidup yang lebih baik. New social
movements tidak melihat pemerintah sebagai sekutu mereka.
Picture 2.1 Contribution to Social Movement Theory |
5.
Communication and Globalization of Collective Behavior
Pengiriman
pesan secara global dan penggunaan internet memungkinkan para aktivis sosial
untuk mencapai orang-orang dengan mudah dan cepat. Internet listserves dan
chatroom memungkinkan organisasi pergerakan sosial untuk meminta orang berpikir
tanpa kontak secara langsung atau face to
face. Televisi dan internet dapat menyampaikan rasa keintiman palsu yang
diperkuat dengan kedekatan.
6.
Disability Rights
Upaya untuk
memastikan kesehatan dan hak-hak para penyandang cacat telah berkembang dengan
konstan sejak awal 1960-an. Pada tahun 1990, pemerintah memberlakukan ADA:
Americans with Disabilities Act.
- Mereka melarang bias terhadap penyandang cacat dalam pekerjaan, transportasi, akomodasi publik dan telekomunikasi.
- Mendefinisikan cacat sebagai kondisi yang substansial, membatasi kegiatan besar dalam hidup.
- Tanggung jawab untuk menegakkan ADA diberikan kepada beberapa lembaga federal.
- Labeling perspective: ADA adalah framing signifikan dari masalah hak penyandang cacat. Negara-negara lain melihat cacat sebagai suatu masalah hak.
- Conflict theorists: ADA adalah bagian dari 40 tahun gerakan hak-hak sipil.
- Interactionists: fokus pada hubungan sehari-hari orang dengan/tidak dengan kecacatan.
- Badan-badan federal terlalu berhati-hati dalam menegakkan ADA.
- Aktivis hak cacat mempertanyakan visitability – aksesibilitas rumah-rumah pribadi untuk pengunjung penyandang cacat.
References:
- Kottak, Conrad Philip. (2013). Cultural
Anthropology: Appreciating Cultural Diversity. 15th Edition. New York: McGraw
Hill.
- Disaring dari Disability
Discrimination http://www.eeoc.gov/laws/types/disability.cfm (05/06/2014)
- Disaring dari Disability
Discrimination http://www.eeoc.gov/laws/types/disability.cfm (05/06/2014)
comments |
0 comments